Gubernur: Komoditas Unggulan Ada Di Sultra
https://www.mediakonawe.com/2017/02/gubernur-komoditas-unggulan-ada-di.html
Petani
Memanen Jagung
Sekarang tinggal bagaimana komoditas unggulan itu bisa dikembangkan pengelolannya agar memberikan nilai tambah dan daya saing
MEDIA KONAWE
Kendari- - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam, mengatakan semua
jenis komoditas strategis nasional tumbuh dan berkembang di wilayah Sultra.
"Sehingga tidak ada alasan Sultra untuk tidak makmur. Semua komoditas kebutuhan dunia bisa dibudidaya, baik yang alami maupun yang diusahakan," kata Nur Alam, saat meresmikan gedung baru Disbunhorti Sultra, di Kendari, Selasa, (7/2)
Ia mengatakan, dunia membutuhkan cokelat, jambu mete, tebu, padi jagung, dan beberapa komoditi lainnya, semua itu ada di daerah dengan jumlah 17 kabupaten kota tersebut.
"Sekarang tinggal bagaimana komoditas unggulan itu bisa dikembangkan pengelolannya agar memberikan nilai tambah dan daya saing," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah saat ini terus mengembangkan sektor perkebunan dan tanaman pangan karena sekitar 47 persen PDRB Sultra dari sektor perkebunan dan tanaman pangan.
"Kita tidak hanya terfokus pada beberapa komoditas tanaman pangan untuk swasembada pangan tetapi juga sektor perkebunan," katanya.
Dikatakan, selama ini komoditas hasil perkebunan memberikan dampak positif terhadap pendapatan negara maupun daerah dan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.
"Saat ini, sudah ada satu industri sektor perkebunan yakni pabrik kakao yang ada di Konawe Selatan, sebagai bukti bahwa kita adalah salah satu produsen terbesar kakao di Indonesia," katanya. JM
"Sehingga tidak ada alasan Sultra untuk tidak makmur. Semua komoditas kebutuhan dunia bisa dibudidaya, baik yang alami maupun yang diusahakan," kata Nur Alam, saat meresmikan gedung baru Disbunhorti Sultra, di Kendari, Selasa, (7/2)
Ia mengatakan, dunia membutuhkan cokelat, jambu mete, tebu, padi jagung, dan beberapa komoditi lainnya, semua itu ada di daerah dengan jumlah 17 kabupaten kota tersebut.
"Sekarang tinggal bagaimana komoditas unggulan itu bisa dikembangkan pengelolannya agar memberikan nilai tambah dan daya saing," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah saat ini terus mengembangkan sektor perkebunan dan tanaman pangan karena sekitar 47 persen PDRB Sultra dari sektor perkebunan dan tanaman pangan.
"Kita tidak hanya terfokus pada beberapa komoditas tanaman pangan untuk swasembada pangan tetapi juga sektor perkebunan," katanya.
Dikatakan, selama ini komoditas hasil perkebunan memberikan dampak positif terhadap pendapatan negara maupun daerah dan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.
"Saat ini, sudah ada satu industri sektor perkebunan yakni pabrik kakao yang ada di Konawe Selatan, sebagai bukti bahwa kita adalah salah satu produsen terbesar kakao di Indonesia," katanya. JM
