Kades Laronanga Pacu Infrastruktur Desa
https://www.mediakonawe.com/2016/10/kades-laronanga-pacu-infrastruktur-desa.html
Kades Laronanga, Anhar R
Jaringan air bersih sudah dimanfaatkan masyarakat desa Laronanga sedikitnya 236 rumah tangga, begitu juga jalan permukiman dan kedua lokasi untuk dermaga pegerukan pasir sebagai usaha masyarakat sudah dipergunakan
MEDIA KONAWE,
Wanggudu - Kepala Desa Larona Anhar R terus memacu pembangunan infrastruktur
desa yang merupakan salah satu desa dari 15 desa yang berada di Kecamatan
Andowia Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.
Sejak turunnya
Dana Desa (DD) yang bersumber dari anggaran APBN sejumlah infrastruktur terus
direalisasikan pembangunannya. “Tahun 2015 alokasi Dana Desa untuk Desa
Laronanga sudah terealisasi beberapa Program Desa untuk Dana Desa seperti
pembuatan Saluran air bersih desa, perpipaan, bak penampungan, pembukaan jalan
tambatan perahu dan tambatan perahunya bernilai total Rp. 265 juta,” ujar Kades
Laronanga.
Sementara untuk
Alokasi Dana Desa (DD) yang juga bersumber dari APBN 2016, Pemerintah Desa juga
giat-giatnya menuntas beberapa kegiatan pembangunan infrastruktur desa yaitu :
Pembuatan Drainase sepanjang 74 meter yang terealisasi 93 meter, Pembukaan
Jalan Permukiman dan penimbunannya sepanjang 439 meter, talud 220 meter dan
perpipaan untuk air bersih desa dari sumber mata air baru (sungai di bebukitan
Laotori) di Kelurahan Andowia sepanjang 800 meter serta bendung air bersih
semacam talud berukuran 4 meter .
“Jaringan air
bersih sudah dimanfaatkan masyarakat desa Laronanga sedikitnya 236 rumah
tangga, begitu juga jalan permukiman dan kedua lokasi untuk dermaga pegerukan
pasir sebagai usaha masyarakat sudah dipergunakan,”ungkap Anhar R.
Desa Laronanga sejak
berdirinya di tahun 1974, sudah memekarkan tiga desa baru yakni Desa Labungga,
Desa Puwonua dan Desa Puusuli yang hingga kini desa yang berpenduduk lebih 500
jiwa itu diciutkan luas wilayahnya menjadi 2000 hekter termasuk wilayah
perkebunan Kelapa Sawit PT SPL dan permukiman masyarakat berkisar 15 hektar.
Sayangnya, sejak
berdirinya desa ini belum juga memiliki Kantor Desa, termasuk belum memiliki
Balai Desa. “Penyelenggaraan Pemerintahan dan pelayanan masyarakat sampai saat
ini masih menggunakan rumah saya. Begitu juga untuk kegiatan lainnya seperti
kegiatan Posyandu, rapat-rapat desa dan tempat menerima tamu dari pemerintahan
di tingkat atas,”keluh Anhar. (MK/Jems)