Kinerja Perdagangan Indonesia Fokus Pada Nilai Tambah

 

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi 

"Catatan yang membanggakan dari ekspor nonmigas Indonesia pada 2021 adalah empat dari lima produk ekspor utama merupakan barang-barang industri dan industri berteknologi tinggi. Komoditas tersebut adalah CPO dan turunannya (USD 32,83 miliar); besi baja (USD 20,95 miliar); produk elektrik dan elektronika (USD 11,80 miliar; serta kendaraan bermotor dan suku cadangnya (USD 8,64 miliar),"

JAKARTA - MEDIAKONAWE.COM |

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan, sektor perdagangan pada 2021 cukup membanggakan. Saat ini, Indonesia sedang bertransformasi menjadi negara yang menjual barang industri dan industri berteknologi tinggi. Hal ini merupakan komitmen Indonesia untuk mendorong peningkatan nilai tambah barang komoditas dasar pertambangan. Selain itu, pasar Indonesia yang besar juga menjadi magnet investasi untuk menjadi sentra produksi.

Hal tersebut diutarakan Mendag Lutfi dalam Gambir Trade Talk (GTT) #5 2002 yang digelar secara daring kemarin, Rabu (23/2/2022). GTT #5 mengusung tema "Retrospeksi Kinerja Perdagangan 2021 dan Resolusi 2022".

"Catatan yang membanggakan dari ekspor nonmigas Indonesia pada 2021 adalah empat dari lima produk ekspor utama merupakan barang-barang industri dan industri berteknologi tinggi. Komoditas tersebut adalah CPO dan turunannya (USD 32,83 miliar); besi baja (USD 20,95 miliar); produk elektrik dan elektronika (USD 11,80 miliar; serta kendaraan bermotor dan suku cadangnya (USD 8,64 miliar)," ungkap Mendag.

Mendag menambahkan, ekspor mobil telah menjadi primadona ekspor Indonesia saat ini. Bahkan pada 15 Februari lalu, Indonesia telah berhasil melakukan ekspor perdana produk mobil ke Australia sebagai salah satu implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Selain itu, Mendag juga mengungkapkan bahwa salah satu hal penting dari capaian ekspor 2021 adalah komitmen Indonesia terhadap hilirisasi produk pertambangan yang akan menjadi game changer Indonesia di masa yang akan datang.

"Bisa dilihat bahwa penutupan ekspor barang mentah seperti nikel di masa lalu telah mendorong peningkatan ekspor besi baja Indonesia yang luar bisa saat ini, bahkan tumbuh hampir 93 persen pada 2021 (YoY). Pertumbuhan hilirisasi nikel ini akan diikuti komoditas tambang lainnya seperti bauksit," tambah Mendag.

Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kemendag Kasan; Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Widyasanti; Staf Khusus Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal Sektoral Kementerian Keuangan Titik Anas; dan Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia sekaligus Profesor Ekonomi Pertanian Bustanul Arifin.

Kepala BP3 Kemendag Kasan menjelaskan, GTT #5 digelar dengan tujuan memperoleh gambaran komprehensif atas kinerja perdagangan Indonesia pada 2021 dan mengidentifikasi faktor-faktor kunci pencapaian, baik berupa kebijakan yang telah dilakukan.

"Selain itu, acara ini digelar untuk memperoleh informasi mengenai outlook kinerja perdagangan pada 2022 beserta faktor-faktor fundamentalnya. Terakhir, memperoleh masukan mengenai strategi pencapaian target kinerja sektor perdagangan yang realistis serta strategi serta opsikebijakan yang harus dilakukan untuk mencapai target dimaksud," kata Kasan. 

Kasan mengharapkan, melalui GTT kali ini, para pemangku kepentingan dapat bersinergi dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing untuk menjalankan strategi dan kebijakannya.

“Selanjutnya, target-target sektor perdagangan pada 2022 yang ditetapkan pemerintah dapat menjadi target yang realistis dan dapat dicapai. Hal ini pada akhirnya memberikan manfaat optimal bagi masyarakat Indonesia,” pungkas Kasan. MK

Related

3 EKO - BIS 8445582828151977746

KUNJUNGAN

KUMPULAN VIDEO

logo MEDIA KONAWE

BERITA POPULER

ARSIP BERITA

PILIHAN

PROFIL DPRD KONUT

INSPEKTORAT KONAWE UTARA

SPONSOR

logo Dinas Pariwisata konut
item