Asemi Nunulai, Desa Miskin di Belantara Rimba Asera



Kalau ada warga yang sakit, kita hanya bisa mengandalkan jasa dukun kampung, karena disini, ada bangunan sarana kesehatan tetapi petugasnya tidak ada

MEDIA KONAWE, WANGGUDU – Desa Asemi Nunulai merupakan salah satu desa dari 159 desa yang berada di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Desa Tambua, yang di pengujung tahun 2008 lalu, berubah status menjadi sebuah desa definitif bernama Desa Asemi Nunulai , dimana desa ini sebelumnya (Tambua) masuk dalam deretan  catatan sejarah panjang  Republik Indonesia dengan pergolakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sulawesi Selatan-Tenggara yang di Pimpin Letkol Abdul Kahar Muzakkar  yang klimaksnya dimana kampung Tambua saat itu (3 Pebruari 1960), menjadi medan perang,  Operasi Tumpas TNI dari Satuan Siliwangi 330 dengan anggota pengawal Kahar Muzakkar.

Kondisi  geografis Desa Asemi Nunulai berada di tengah belantara hutan Asera dengan deretan bebukitan dan belahan sungai Lasolo menggambarkan desa ini sebagai desa terpencil yang sulit transportasi.




Mengunjungi desa ini menggunakan transportasi sungai dengan perahu motor tempel (Katinting) melawan derasnya arus kali lasolo dengan waktu tempuh selama 2 jam tiba di pelabuhan kecil, tempat bersandarnya katinting yang dibuat seadanya. Kemudian berjalan kaki mengitari bebukitan dan hamparan ilalang sejauh 8 km hingga tiba di desa ini.

Desa Asemi Nunulai dengan penduduk 57 kepala keluarga (KK) yang juga merupakan eks transmigrasi ini, didiami beberapa suku diantaranya, Sunda, Jawa, Tolaki, Bugis dan Tator dengan mata pencaharian warganya bercocok tanam, padi sawa dan ladang serta tanaman perkebunan rakyat lainnya seperti, merica, kakao, jambu mete dan sebagian masyarakatnya hidup dari hasil hutan.



Kini, Desa Asemi Nunulai di pimpin Kepala Desanya, Asrin, terus bekerja keras menata desa yang berpenduduk 346 jiwa ini. Berbagai program pembangunan yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten konawe utara disambutnya dengan melibatkan peran serta masyarakat desa yang berada di belantara hutan Asera ini.

“Pemerintah Desa dan masyarakat  Asemi Nunulai adalah masyarakat yang tangguh, pekerja keras walaupun dengan berbagai keterbatasan, karena kami berperinsip harus bertahan hidup di tengah hutan rimba Tambua ini,”ungkap Kades Asrin kepada media ini.

Bisa dibayangkan, saat hujan lebat seperti sekarang ini, derasnya arus kali Lasolo sewaktu-waktu bisa mengancam keselamatan kita saat menyeberang, sehingga jika ada warga masyarakat yang sakit dan harus di bawah rumah sakit menjadi dilema bagi kami. “Kalau ada warga yang sakit, kita hanya bisa mengandalkan jasa dukun kampung, karena disini, ada bangunan sarana kesehatan tetapi petugasnya tidak ada ,”ungkap Asrin.

Yang paling memprihatinkan lagi, kata Asrin, masyakat kami berpasar ke Asera yang harus menghabiskan waktu seharian hanya untuk berpasar, sehingga jika hujan lebat beberapa hari dan warga kehabisan beras maka alternatifnya, masyarakat ke hutan mencari ‘wikoro’ sejenis ubi hutan sebagai pengganti makanan.






“Kami sangat berharap, pemerintah kabupaten bisa memperbaiki jalan kami yang rusak parah dan sudah terputus sejak tahun 1996 lalu itu. Karena jalan itu satu-satunya akses darat yang menghubungkan desa kami dengan daerah luar,”tandas Asrin.  
MK/JM  

Related

KONUT 2329099428842257463

KUNJUNGAN

KUMPULAN VIDEO

logo MEDIA KONAWE

BERITA POPULER

ARSIP BERITA

PILIHAN

PROFIL DPRD KONUT

INSPEKTORAT KONAWE UTARA

SPONSOR

logo Dinas Pariwisata konut
item