Sultra Bentuk Empat Kawasan Pengembangan Pariwisata

 

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra, Syahruddin Nurdin. (Foto ANTARA)

Wisata bahari terdapat di hampir seluruh wilayah Sultra, terutama Wakatobi, Pulau Bokori di Kabupaten Konawe, Labengki di Konawe Utara dan lain-lain

Kendari (MEDIA KONAWE) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) membentuk empat Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) untuk mengembangkan berbagai obyek wisata di provinsi itu.

"Pemerintah Provinsi Sultra membentuk empat KPPN tersebut untuk mempercepat pengembangan sejumlah obyek wisata di daerah ini," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra Syahruddin Nurdin di Kendari, Jum`at, 27 Januari 2017.

Ia menyebutkan keempat KPPN yang dibentuk Pemprov Sultra tersebut yakni, KPPN Kendari dan sekitarnya, KPPN Baubau dan sekitarnya, KPPN Konawe Selatan dan sekitarnya dan KPPN Wakatobi dan sekitarnya.

"Khusus Wakatobi, selain dijadikan KPPN oleh Pemprov Sultra, juga jadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional," katanya.

Menurut dia, KPPN Kendari dan sekitarnya mengembangkan pariwisata yang ada di Kota Kendari, termasuk kawasan pariwisata Pulau Bokori di Kabupaten Konawe, termasuk pariwisata di Kabupaten Konawe Utara dan Konawe Kepulauan.

Sementara KPPN Baubau dan sekitarnya kata dia, berupaya mengembangkan pariwisata di Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Muna Barat dan Muna.

Sedangkan KPPN Konawe Selatan mengurus pengembangan pariwisata Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kolaka dan Kolaka Utara.

"KPPN Wakatobi dan sekitarnya, mengurus pengembangan pariwisata Wakatobi dan Kabupaten Buton Utara," katanya.

Menurut dia, wilayah Sultra yang terdiri dari 15 kabupaten dan dua kota memiliki banyak potensi wisata, terutama wisata bahari, wisata alam dan wisata budaya.

"Wisata bahari terdapat di hampir seluruh wilayah Sultra, terutama Wakatobi, Pulau Bokori di Kabupaten Konawe, Labengki di Konawe Utara dan lain-lain," katanya.

Demikian pula dengan wisata alam dan wisata budaya menarik kata dia, hampir dimiliki oleh seluruh kabipaten dan kota se Sultra.

"Setiap kabupaten dan kota di Sultra memiliki tradisi budaya sendiri-sendiri," katanya. (JM)