Konsorsium Mahasiswa Anggaberi Desak Transparansi Penerimaan Pekerja PT TPM

 

Konsorsium Mahasiswa Kecamatan Anggaberi (KMA) mendesak pihak PT Tani Prima Makmur (PT TPM) agar transparan dalam perekrutan tenaga kerja. Muh Nur La Adili salah satu korlapnya memberikan tututannya, Selasa (25/08/2020)   Foto : MK/Rangga 

Ini alih teknologi, saya juga berkomitmen, untuk memajukan perusahaan salah satunya mengutamakan karyawan dari masyarakat setempat

Unaaha, mediakonawe.com - Konsorsium Mahasiswa Kecamatan Anggaberi (KMA) mendesak pihak PT Tani Prima Makmur (PT TPM) agar transparan dalam perekrutan tenaga kerja yang sejak dibukanya penerimaan pekerja hingga tahap kedua cenderung tidak transparan bahkan terkesan ditutup-tutupi yang memungkinkan adanya ulah dan permainan oknum di perusahaan yang baru saja merampungkan pembangunan pabrik pengolahan minyak sawit di Desa Lerehoma, Kecamatan Anggaberi, Kab Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa (25/08/2020).

Tuntutan KMA yang disuarakan dalam aksi unjuk rasa di Kantor PT TPM ini dianggap mengabaikan regulasi dan undang-undang penerimaan karyawan yang mengisyaratkan setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.

Massa aksi unjuk rasa yang terdiri dari puluhan mahasiswa Anggaberi itu dipimping Jenderal Lapangan, Anjarwan beranggotakan masing-masing Randi Pramansyah dan Muh Nur La Adili sebagai Korlap serta Faisal, Riko dan Nhiko Arisandi sebagai oratornya.

"Hari ini mahasiswa Anggaberi yang tergabung dalam konsorsium mahasiswa se Kabupaten Konawe menunjukkan eksistensinya menuntut tidak transparannya  perekrutan tenaga kerja di PT TPM yangterkesan adanya permainan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," ungkap Anjarwan dalam orasinya di tugu simpang Kelurahan Parauna.

Orasi yang disuarakan melalui megaphone dan kepulan asap bakaran ban bekas menyita perhatian masyakat kelurahan Parauna termasuk beberapa pengendara yang melintasinya.

Iring-iringan massa demonstran menuju kantor PT TPM dikawal aparat kepolisian dari Polres Konawe. Di pintu masuk, tampak puluhan sekurity pengamanan berusaha mencegat pengunjuk rasa yang sejak awal sudah mengetahui kedatangannya. 

Massa aksi unjuk rasa yang terdiri dari puluhan mahasiswa Anggaberi menyampaikan orasi. 

Tak lama, orasi yang disuarakan mahasiswa Anggaberi itu dijawab langsung Direktur Operasional PT TPM, Purwanto yang memberikan gambaran runtut balik sejarah kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit yang salah satu cabangnya berada di kabupaten Konawe ini.

Menyangkut perekrutan karyawan di pabrik, kata Purwanto menjawab tuntutan KMA, bahwa 98 persen karyawan di PT TPM masyarakat kabupaten konawe. Artinya, pihak perusahaan mengutamakan putra daerah, bahkan beberapa posisi Asisten Kepala yang sebelumnya dari karyawan biasa berasal dari Alumni Universitas Lakidende (Unilaki).

Direktur Operasional PT TPM, Purwanto saat memberikan penjelasan kepada massa aksi KMA diapit sejumlah sekurity keamanan perusahaan, Selasa (25/08/2020)  Foto : MK/Rangga

"Ini alih teknologi, saya juga berkomitmen, untuk memajukan perusahaan salah satunya mengutamakan karyawan dari masyarakat setempat, seperti Kepala Tata Usahanya juga orang Anggaberi, untuk asisten-asisten afdeling itu beragam seperti dari Abuki, Anggaberi sampai Sampara itu ada. Artinya kami memang mengedepankan tenaga kerja lokal," ungkap Purwanto.

Nah, mengenai yang dipabrik lanjut Purwanto, jangan kami yang sudah berbuat baik selama ini hancur gara-gara yang dipabrik. Dari 43 pekerja yang diterima sebagai karyawan terdapat 23 orang dari Kecamatan Anggaberi termasuk 12 orang pekerja dari Kelurahan Anggaberi sendiri.

Bayangkan dari 43 per 23 orang itu berapa persennya dari kelurahan Anggaberi. Saya hitung 12 orang itu dari kelurahan saja bukan dari Kel Unaasi, Bose-bose maupun lainnya. Yang artinya dari 42 pekerja tadi, terdapat 23 karyawan dari Kecamatan Anggaberi. Jadi mungkin ada informasi yang keliru yang sampai ke adik-adik, katanya. 

"Jadi ini ada miskomunikasi yang sampai kepada adik-adik. Tapi ini buat koreksi kita bersama siapa tahu kamipun salah, namanya manusia kan itu. Sayakan perlu koreksi juga, siapa tahu ada kekeliruan," jelas Purwanto. MK/JM/Rangga

Related

3 SULTRA 6406722286563395862

KUNJUNGAN

KUMPULAN VIDEO

logo MEDIA KONAWE

BERITA POPULER

ARSIP BERITA

PILIHAN

PROFIL DPRD KONUT

INSPEKTORAT KONAWE UTARA

SPONSOR

logo Dinas Pariwisata konut
item