Dari Sampah Menjadi Emas: DLH Konawe Programkan Ubah Limbah Jadi Peluang Ekonomi
MEDIA KONAWE.COM | UNAAHA – Di balik tumpukan sampah yang sering dianggap sebagai masalah, tersimpan potensi ekonomi yang belum tergarap maksimal. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Konawe yakin bahwa dengan pendekatan yang tepat, sampah tidak hanya bisa dikelola, tetapi juga bisa menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat. Optimisme ini bukan sekadar wacana, melainkan didukung oleh strategi terukur dan komitmen kuat dari pemerintah daerah.
Setiap hari, Kota Unaaha, ibukota Kabupaten Konawe, menghasilkan sekitar 30 ton sampah. Dari jumlah tersebut, 17-20 ton berhasil diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), sementara sisanya masih menjadi tantangan. Namun, bagi DLH Konawe, angka ini bukan sekadar beban, melainkan peluang untuk dikonversi menjadi nilai ekonomi.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Konawe, Andriyati Razak, S.Sos, MM melalui Sekretaris DLH Konawe, Syahrul, SKM, MM, kepada wartawan menjelaskan bahwa pengelolaan sampah harus bergeser dari sekadar "membuang" menjadi "memanfaatkan".
"Kami yakin, dengan prinsip reduce, reuse, dan recycle, sampah bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat," tegas Syahrul saat berbincang dengan MediaKonawe.com di kantornya, Rabu (30/4/2025).
Strategi DLH: Dari Bank Sampah hingga Kemitraan Daur Ulang
Untuk mewujudkan visi tersebut, DLH Konawe telah menyusun sejumlah langkah konkret:
1. Bank Sampah di Setiap Kelurahan
Program bank sampah akan diperluas ke seluruh kelurahan di lima kecamatan: Wawotobi, Unaaha, Anggaberi, Uepai, dan Tongauna. Masyarakat diajak untuk memilah sampah dari rumah, kemudian menabungnya di bank sampah. Sampah yang terkumpul akan dijual ke industri daur ulang, dan hasilnya dikembalikan kepada warga.
2. Pelatihan Pengolahan Sampah Bernilai Ekonomi
DLH akan menggandeng UKM dan kelompok kreatif untuk mengubah sampah anorganik seperti plastik, kertas, dan logam menjadi produk kerajinan. Sementara sampah organik akan diolah menjadi kompos dan biogas.
3. Kemitraan dengan Pelaku Usaha Daur Ulang
Kerja sama dengan perusahaan pengolah sampah akan diperkuat untuk menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan.
4. Edukasi Pemilahan Sampah Sejak Dini
Kampanye sadar sampah akan digencarkan di sekolah-sekolah dan komunitas masyarakat.
Selain program berbasis masyarakat, DLH juga menyiapkan infrastruktur pendukung. TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) akan dibangun di Pasar Asinua, sementara TPA Mataiwoi akan ditingkatkan kapasitasnya. Kedua fasilitas ini ditargetkan beroperasi penuh pada Oktober 2025.
"Kami belajar dari daerah lain yang sukses mengubah sampah menjadi berkah. Konawe juga bisa," ujar Yose Rizal Tabara, ST, staf fungsional DLH yang turut mendampingi diskusi.
Pasukan Hijau: Ujung Tombak Kebersihan Konawe
Tak hanya mengandalkan teknologi, DLH juga mengerahkan 440 personel "Pasukan Hijau" yang terdiri dari petugas kebersihan, pengangkut sampah, dan pemelihara taman. Mereka didukung oleh 8 unit dump truk, 2 arm roll, 10 kontainer sampah, dan 5 motor pengangkut.
"Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang menjaga Konawe tetap bersih," puji Syahrul.
Target: Turunkan Sampah ke TPA 30% dan Raih Adipura
Program ini tidak hanya bertujuan mengurangi beban TPA, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung Konawe meraih Penghargaan Adipura.
"Ini bagian dari visi Konawe Bersahaja. Kami ingin masyarakat tidak hanya hidup bersih, tetapi juga sejahtera dari pengelolaan sampah," tutup Syahrul.
Dengan langkah-langkah progresif ini, Konawe berpotensi menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengubah sampah dari masalah menjadi berkah. (JM/MEDIAKONAWE)