PENGANYAM TIKAR TRADISIONAL KONAWE UTARA
https://www.mediakonawe.com/2015/12/penganyam-tikar-tradisional-konawe-utara.html
Foto : Media Konawe/Harmasan
Menganyam Tikar Tradisional Tolaki : Pembuat tikar tradisional di Desa Tipulu, Kec. Lembo Konawe Utara.
Media Konawe
Wanggudu - Pembuat Tikar Tradisional ini menganyam tikar yang bahan bakunya berasal dari sejenis tanaman daun pandan hutan yang bahasa lokal Konawe Utara disebut 'Daun Pohon Kolosua' yang mudah didapakan masyarakat di daerah ini.
Tikar tradisional ini di dapatkan hampir di seluruh desa di Konawe Utara (Konut) dengan ukurannya yang beragam, biasanya 3x4 meter dan menganyam tikar ini sedikitnya menghabiskan waktu selama 3 hari dengan harga berkisar Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000 per lembar.
Sayangnya, kegiatan menganyam tikar tradisional yang merupakan warisan dari budaya kearifan lokal di daerah ini hampir luntur seiring berjalannya waktu. Sementara, program pemerintah Kabupaten Konawe Utara yang terkait pemberdayaan masyarakat di bidang ini tampak seakan tidak perduli warisan tradisi yang sudah mengakar dari generasi ke generasi di Konawe Utara. MK/JM
Menganyam Tikar Tradisional Tolaki : Pembuat tikar tradisional di Desa Tipulu, Kec. Lembo Konawe Utara.
Media Konawe
Wanggudu - Pembuat Tikar Tradisional ini menganyam tikar yang bahan bakunya berasal dari sejenis tanaman daun pandan hutan yang bahasa lokal Konawe Utara disebut 'Daun Pohon Kolosua' yang mudah didapakan masyarakat di daerah ini.
Tikar tradisional ini di dapatkan hampir di seluruh desa di Konawe Utara (Konut) dengan ukurannya yang beragam, biasanya 3x4 meter dan menganyam tikar ini sedikitnya menghabiskan waktu selama 3 hari dengan harga berkisar Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000 per lembar.
Sayangnya, kegiatan menganyam tikar tradisional yang merupakan warisan dari budaya kearifan lokal di daerah ini hampir luntur seiring berjalannya waktu. Sementara, program pemerintah Kabupaten Konawe Utara yang terkait pemberdayaan masyarakat di bidang ini tampak seakan tidak perduli warisan tradisi yang sudah mengakar dari generasi ke generasi di Konawe Utara. MK/JM