Pilkada Konut : Bukan Cuma Pergantian Foto Bupati di Dinding Kantoran
https://www.mediakonawe.com/2015/12/pilkada-konut-bukan-cuma-pergantian.html
Foto : Ilustrasi spektrummaluku.com
MEDIA KONAWE, WANGGUDU – Pemilihan Kepala daerah (Pilkada)
serentak Tahun 2015 tinggal tiga hari lagi. Pilkada yang akan digelar pada tanggal 9 Desember 2015
nanti bukan Cuma pergantian foto bupati di dinding kantor pemerintahan.
Pilkada merupakan perwujudan pesta demokrasi bagi rakyat di
daerah sehingga tentunya harus menjadi perhatian serius oleh rakyat agar daerahnya
berubah menjadi lebih baik.
Hasilnya yang diharapkan dari pilkada itu berupa adanya
peningkatan pada sisi pelayanan publik menjadi lebih membaik dan masyarakat menikmati
kesejahteraannya.
Untuk menakarnya, kita lihat saja refleksi dari paparan visi
misi kandidat yang muaranya siap memberikan pelayanan publik terbaik dan mampu mendongkrak
kesejahteraan masyarakat. Dan substansi mendasar visi - misi setidaknya menjadi
rambu-rambu bagi kandidat untuk mengarah kemana daerah yang akan dipimpinnya
kelak.
Sementara, partai politik cenderung tidak begitu berperan
untuk menentukan apakah daerah bisa maju atau tidak. Yang menentukan adalah
figur yang diusung maupun didukung oleh partai politik.
Banyak contoh yang bisa kita telisik, didaerah lain ada
kepala daerah yang diusung oleh parpol besar, namun tidak bisa berbuat apa-apa
untuk mensejahterakan rakyatnya. Terpenting, masyarakat jangan hanya melihat
parpol pengusung saja, tetapi figur dan visi misi tentulah wajib diketahui dan
difahami oleh masyarakat kalau mau daerahnya menjadi lebih maju.
Kita berharap, jangan ada persaingan yang tidak beradab
antar tim kandidat untuk memenangkan kompetisi politik dengan menghalalkan
segala cara.
Cara-cara ‘Adu domba’
sudah tidak berlaku lagi digunakan untuk
membenturkan masyarakat. Tetapi yang diinginkan bersainglah secara sportif.
Yang pastinya, masih ada waktu bagi masyarakat untuk
menentukan pilihan, jangan terpengaruh isu-isu murahan yang menjatuhkan antar
kandidat. Salah pilih, dampaknya lima tahun. Waktu yang sangat lama untuk
merubah nasib daerah. Itulah resiko politik yang harus ditanggung oleh
masyarakat.