Bawang Merah Tetewatu Konut Pasok Kelangkaan Pasar Enrekang dan Kalimantan

 

Ipal Petani Bawang Merah Desa Tetewatu, Kec. Wiwirano, Konawe Utara, Sultra

Kalau kita hitung-hitung, harga yang dibeli pedagang besar di Enrekang sekitar Rp 25 ribu per kilogram bisa sekitar Rp 50 jutaan hasilnya sekali panen. Ini untuk lahan 16 are saja, bagaimana kalau tanaman bawang berhektar-hektar, hasilnya bisa semakin besar

Wanggudu, mediakonawe.com - Komuditi hasil panen bawang merah dari desa Tetewatu, Kecamatan Wiwirano, Konawe Utara tak bisa dianggap sepele. Saat terjadi kelangkaan bawang di beberapa wilayah di Indonesia justru kekosongan itu dipasok dari hasil panen petani bawang dari Desa Tetewatu.

Tahun 2019 kemarin, lebih dari 16 ton bawang merah dari desa ini diserap pedagang besar komuditi bawang dari Kab Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk menyuplai kelangkaan stok bawang Kalimantan, Palu dan Menado, Sulawesi Utara. 

Hal ini dikatakan Ipal, salah seorang petani bawang merah di Desa Tetewatu, Kecamatan Wiwirano, Konawe Utara, kepada wartawan mediakonawe.com, Minggu (25/9/2020).

Menurutnya kualitas bawang dari desa ini bisa bersaing dengan bawang dari Enrekang. Umumnya berbiji besar dan terlihat segar sehingga agak sulit dibedakan dengan bawang dari selatan (Enrekang)."Bawang merah disini susah dibedakan dengan bawang dari Enrekang. Mungkin karena suhu dan tanahnya disini hampir sama dengan di Cakke, Enrekang, cocok dengan tanaman bawang," ungkap Ipal.    

Awalnya, kata Ipal, dia hanya mencoba menanam bawang merah di lahan seluas 16 are dengan bibit sekitar 200 kg dengan masa tanam mencapai dua bulan lebih. Dan saat panen hasilnya mencapai 2 ton.

"Kalau kita hitung-hitung, harga yang dibeli pedagang besar di Enrekang sekitar Rp 25 ribu per kilogram bisa sekitar Rp 50 jutaan hasilnya sekali panen. Ini untuk lahan 16 are saja, bagaimana kalau tanaman bawang berhektar-hektar, hasilnya bisa semakin besar," ujarnya.

Walaupun hasilnya besar, lanjut Ipal, modal yang dibutuhkan juga sangat besar termasuk pembelian bibit, biaya perawatan hingga penggunaan pupuk dan herbisida.

Menyinggung pasar lokal, dia dan beberapa petani bawang lainnya memasok pasar di Kecamatan Wiwirano dan sekitarnya bisa mencapai 2 ton. Bahkan untuk penjualan ke sejumlah pasar di Kota Kendari dan penjualan ke Palu (Sulteng) melalui Enrekang bisa mencapai belasan ton, ujarnya. MK/Rit

Related

KONUT 6285794618932058857

KUNJUNGAN

KUMPULAN VIDEO

logo MEDIA KONAWE

BERITA POPULER

ARSIP BERITA

PILIHAN

PROFIL DPRD KONUT

INSPEKTORAT KONAWE UTARA

SPONSOR

logo Dinas Pariwisata konut
item