Mentan: empat juta hektare lahan "tidur" harus digarap untuk wujudkan lumbung pangan dunia

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat berkunjung ke Kabupaten Konawe Utara.

Kami juga lakukan tindakan tegas. Bupati yang tidak meningkat produksi pertaniannya, anggarannya kami nolkan. Ada 10 bupati yang kami beri sanksi


Lombok Timur - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menginginkan agar empat juta hektare lahan "tidur" harus digarap secara maksimal demi mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

"Itu mimpi besar kita. Kita bangunkan raksasa tidur di Indonesia, berupa empat juta hektare lahan tadah hujan," katanya ketika mengadakan kunjungan kerja empat menteri dalam rangka membangun kejayaan Sembalun, di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Rabu (24/5) .

Selain untuk tanaman pangan, menurut dia, lahan tadah hujan tersebut bisa juga untuk menanam komoditas perkebunan, seperti tebu sebagai bahan baku gula pasir. Dengan begitu Indonesia tidak lagi bergantung dari impor, namun bisa mengekspor.

Salah satu upaya untuk memaksimalkan potensi jutaan hektare lahan tadah hujan tersebut adalah membuat embung dengan memanfaatkan dana desa yang nilainya mencapai Rp750 juta hingga Rp1,2 miliar per desa.

Amran menyarankan kepada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memberikan sanksi berupa tidak ada penambahan hingga penghentian anggaran bagi desa yang tidak membangun embung.

"Kami juga lakukan tindakan tegas. Bupati yang tidak meningkat produksi pertaniannya, anggarannya kami nolkan. Ada 10 bupati yang kami beri sanksi," ujarnya.

Dengan ketegasan tersebut, kata Amran, diharapkan desa memiliki kesadaran membangun embung yang bisa menampung air hujan untuk mendukung pengairan lahan tadah hujan.

Dengan adanya embung di desa-desa diharapkan terjadi peningkatan indeks pertanaman dua sampai tiga kali tanam di lahan tadah hujan yang luasnya mencapai empat juta hektare tersebut.

"Kalau itu dilakukan di lahan tidur seluas empat juta hektare bisa menghasilkan Rp200 hingga Rp300 triliun," katanya menyebutkan.

Jika produksi tanaman pangan Indonesia meningkat, menurut Amran, tentu akan bisa menyelamatkan devisa negara karena tidak perlu lagi melakukan impor.

Hal itu bisa terjadi pada komoditas bawang merah. Nilai devisa yang bisa diselamatkan sebesar Rp20 triliun. Demikian juga pada tanaman padi karena pada 2017 Indonesia tidak lagi mengimpor beras.

Amran juga menegaskan, jika desa bangkit dengan meningkatkan produksi pertanian dan harganya relatif stabil, maka ketahanan pangan semakin kuat dan negara juga akan aman.

"Kalau desa bangkit dan pangan kuat, maka ketahanan negara juga kuat. Pasti rakyat gak mikir macam-macam. Tapi kalau miskin apa pun dilakukan termasuk demo karena tidak ada kerjaan," katanya.

Kunjungan kerja empat menteri dalam rangka membangun kejayaan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, juga dihadiri Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, dan sejumlah direksi BUMN. an/MK

Related

3 EKO - BIS 9195590854866844890

KUNJUNGAN

KUMPULAN VIDEO

logo MEDIA KONAWE

BERITA POPULER

ARSIP BERITA

PILIHAN

PROFIL DPRD KONUT

INSPEKTORAT KONAWE UTARA

SPONSOR

logo Dinas Pariwisata konut
item